Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

28 December 2010

Vatalla - Sang Pelindung (Film Anime Indonesia)

Trailer #1:


Source:
http://www.youtube.com/watch?v=EBVrJJaiR_k&feature=player_embedded

Trailer #2:


Source:
http://www.youtube.com/watch?v=tCDvgp7wKhQ&feature=player_embedded

ANIMATION WORKS BY YOUNG INDONESIANS.

Producer OKTODIA MARDOKO & ALFI ZACHKYELLE | Director & Writer ALFI ZACHKYELLE | Executive Producer • KUSWARA SASTRA PERMANA & CANDRA DARUSMAN | Produced By • CREATIVE CONSPIRACY, ALFI ZACHKYELLE & FRIENDS | In Association with TRANS7 | Executive Distributors • ATIEK NUR WAHYUNI & CH. SUSWATI HANDAYANI | Distributors • TITIN ROSMASARI & PRACOYO WIRYOUTOMO | Executive Producer • GATUT MUKTI | Producers • SELO RUWANDANU & MARLIA YOSSIE |

2nd Directors JAKA SUBRATA & OKTODIA MARDOKO | Music & Scoring By • ARIA PRAYOGI & HARI KURNIA | Technical Director • YAMRONI & JAKA SUBRATA | Editor & Compositor • BACH ROELL | Coordinator Talent & Voice Director • PAPA INDRO | Art Director • ARIF PRIANTO • Charater Designer MARCHELLIUS RHOALD YUDA PRINGGA | Animator Supervisor • KRIS HARYONO & APRIYADI KUSBIANTORO

Supported By • IFS STUDIO, CARAVAN STUDIO, JOTTER STUDIO, PAPILON STUDIO, RETTOWASABI.

Studio Production By • URAK UREK

©2010 Alfi Zachkyelle & Creative Conspiracy.

Website:
http://www.alfizachkyelle.com/

Everna - Chevalier Lumine Episode 01: Kraal'shazar





FireHeart E-Zine (fheart.multiply.com)
Klik di sini untuk membacanya di FireHeart E-Zine
(Dengan versi penggambaran yang berbeda)

Komikoo.com
Klik di sini untuk membacanya di Komikoo.com


Sinopsis Umum:
Versi Manga dari Novel:

FireHeart - Legenda Paladin
Buku Satu: Sang Pemburu
Penulis: Andry Chang
Penerbit: Sheila (2008)

Dibuat oleh penulis yang sama, yang juga sedang menjajaki ranah komik.

Pernah ada suatu masa di Dunia Terra Everna, di mana unsur-unsur kebaikan, kejahatan serta unsur-unsur sihir, sains dan alam berjalan beriringan dalam keseimbangan.

Namun segalanya tak selalu berjalan lancar. Ada kalanya unsur kejahatan menjadi terlalu kuat, lalu merusak keseimbangan itu demi kekuasaan mutlak tak berbatas. Walhasil muncullah makhluk-makhluk perusak keseimbangan yang disebut “monster”, sihir hitam merajalela dan Laskar Kegelapan bangkit, menyebar kebencian, teror dan penghancuran demi tercetusnya zaman baru: Zaman Kegelapan.

Zaman Kegelapan pernah hampir tercetus oleh Vordac, Sang Penguasa Mutlak Kegelapan. Ia menggalang pasukan berkekuatan sejuta makhluk kegelapan, menyerang ke barat, meluluhlantakkan setiap kota yang dilaluinya dan menguasai separuh Benua Aurelia.

Lantas, siapakah yang cukup kuat, cukup berani untuk melawan iblis ini? Saat Laskar Terang sudah terdesak, terkepung di Kota Myrcalia, datanglah para penyelamat, para Pahlawan Tujuh Bintang yang dipimpin Sage si Hati Api. Di akhir segala akhir, Laskar Terang berhasil memukul mundur Laskar Kegelapan. Vordac terbunuh, dan kedamaianpun kembali menyapa di Everna.

Setelahnya, kegelapan sekali lagi berusaha bangkit tapi usaha itupun berhasil digagalkan oleh para pahlawan. Akankah kedamaian ini berlanjut? Akankah keseimbangan ini lestari? Bilamana kejahatan merajalela lagi, akankah para pahlawan bangkit dan berhasil mencegah Zaman Kegelapan? Hanya waktu yang bisa mengungkapnya.

Babak I: Di Bawah Bayang Rembulan

Episode I: Kraal'shazar

Vordac mungkin telah tertumpas namun belumlah habis. Lemah, rohnya terjebak dalam Pedang Iblis, Kraal'shazar. Kini pedang itu berada di tangan tiga Penyihir Agung: Azrael, Caeleth dan Theripides. Apakah yang akan mereka lakukan untuk mencegah dedengkot kejahatan bangkit kembali? Segalanya akan terungkap di episode perdana Everna - Chevalier Lumine ini.

24 December 2010

Sang Musafir di Fantasy Fiesta 2010 - Bagian 2



Bagian II:

11. Perpustakaan:
Kerinduan Buku - Elbintang


Langkah-langkah Sang Musafir membawanya ke perpustakaan Kastil Fantasi, dan dengan iseng dilangkahkannya kakinya ke dalam. Penasaran apakah buku-buku di sana bisa dimakan, mungkin?

Di antara jajaran rak-rak buku ia melihat dua orang sedang bisik-bisik, berdebat. Naluri memaksa Sang Musafir untuk ikut campur, bertanya, “Ada yang bisa kubantu?”

Si pemuda bicara, “Aku Alle dan ini Lia. Kami sedang mencari satu buku di perpustakaan ini, tapi sulit sekali menemukannya.”

Sang Musafir langsung menunjukkan “portal” di tangannya, “Inikah yang kalian cari?”

Lia terlonjak riang, “Ya! Ya! Fantasy Fiesta 2010! Boleh kami pinjam? Sang Penulis telah mengguratkan nasib kami di sini, dan kami ingin tahu isinya.”

“Siapa Sang Penulis itu?” tanya Sang Musafir.

“Namanya kalau tak salah, Elbintang.”

Musafir meminjamkan buku Fantasy Fiesta pada mereka. Beberapa menit kemudian kedua anak muda itu mengembalikan buku itu pada si empunya sambil melangkah pergi dengan riang.

“Semoga beruntung!” seru Sang Musafir sambil kembali melayangkan pandangannya pada bertumpuk-tumpuk buku di rak. Kejadian selanjutnya tak perlu diceritakan lagi.




12. Kolam Renang:
Dewa Laut Istana Camar – 145


Masih berkeliling Kastil Fantasi, Sang Musafir tiba-tiba mendengar suara-suara ramai. Ternyata di kolam renang sedang ada pertarungan tak seimbang antara seorang pemuda dan sekelompok jin bersayap. Saat Musafir bergegas ingin membantu, seseorang, bukan, sesuatu mencegahnya. Ia menengok, ternyata itu seekor kucing hitam.

“Lho, mengapa mencegahku? Pemuda itu sedang dikeroyok preman jin, kan?” seru Sang Musafir dengan wajah bingung.

Si kucing hitam hanya menjilati cipratan air pada bulunya lalu berkata, “Namaku Coo dan pemuda itu Malis. Pekerjaan kami pembasmi jin, yang salah satunya menyamar sebagai Dewa Laut. Kami menumpas salah seorang jawara Dewa Laut itu di Istana Camar, dan saat kami kembali untuk acara Fantasy Fiesta 2010, jin-jin itu menyergap kami di sini, menyamar jadi putri duyung di kolam renang.”

“Kalau begitu, Malis harus kubantu! Takkan kubiarkan para jin merusak pesta!”

Sang Musafir baru akan bergerak lagi saat Coo menghentikannya, “Tak usah, Malis bisa mengatasi mereka semua sendirian. Lihat.”

Benar juga, para jin itu kini sudah ditancapi pisau bedah dan kembali ke wujud asal mereka, yaitu para putri duyung cantik yang berseru-seru, “Terima kasih, Malis, pahlawanku!”

Ingin rasanya Sang Musafir ikut terjun ke kolam untuk ikut bersenang-senang, tapi sebaiknya dahulukan tugas dan lanjut ke tempat berikut.


13. Permainan Roller Coaster:
Moka Si Mobil Jelaga – Yuniar K.


Kembali ke halaman Kastil Fantasi, Sang Musafir melihat sebuah lintasan Roller Coaster raksasa dan iseng ingin mencoba permainan itu. Namun, saat tiba di sana dilihatnya kereta Roller Coaster itu bukan kereta berpengaman seperti biasa, melainkan sebuah mobil van bobrok. Semula ia mengira mobil itu masih bersaudara dengan Herbie atau bintang film “Cars”, Mater dan terpaku ragu, namun segera saja sang penanggungjawab permainan, Anggota Panitia bernama Yuniar K. menegurnya.

“Jangan melihat sesuatu dari penampilannya saja. Lihatlah sendiri ke dalam dan kau akan mengerti maksudku,” ujar Yuniar sambil membuka pintu tengah mobil van merah kusam berjelaga yang dinamai Moka itu.

Sang Musafir melangkah masuk, matanya terbelalak melihat pemandangan di dalamnya. Ada perpustakaan dengan ratusan buku cerita yang seru, tapi juga ada mini-bar, jacuzzi dan – kesukaan Sang Musafir – KA-RA-O-KE!! (Uups, penyakit lebaynya kumat lagi).

Tak hanya itu, mesin Moka ternyata sudah dimodifikasi gaya tuner ala “The Fast and the Furious”. Trek Roller Coaster maha kompleks itu dilalapnya dengan mulus, dan penumpangnya bahkan sempat baca Fantasy Fiesta sambil karaokean di jacuzzi dan minum Shirley Temple dari mini-bar.

Moka berhenti di pangkalan, dan Sang Musafir keluar dari mobil itu masih dengan mulut menganga. Yap, cerita Moka di buku pasti tak selebay ini, namun cerpen yang paling “imut” dalam antologi Fantasy Fiesta ini juga meninggalkan hikmah, yaitu, “Jangan pernah meremehkan penampilan. Yang nampaknya tak bergunapun bisa jadi sangat bermanfaat dengan niat tulus dan usaha sepenuh hati demi kebaikan semua.”

Yuniar dan Moka mengangguk, dan saat Sang Musafir meninggalkan arena, Moka berseru, “Terima kasih, sampai jumpa lagi!”


14. Panggung Sandiwara:
Drama Terhebat Yang Pernah Ada – Tyas Palar


Sang Musafir bergegas memenuhi panggilan ke balairung untuk acara berikutnya, pentas Drama Terhebat Yang Pernah Ada. Sang pembawa acara, Apollo Sang Dewa Matahari dan Kesenian tampil ke muka dan berkata, “Pentas ini kami mulai. Drama ini sudah jadi super-mega box office di Olympus, dan kini anda beruntung bisa menontonnya. Seperti apa drama itu dan siapa pemerannya, silakan anda menyaksikannya.”

Tirai panggung dinaikkan, dan Sang Musafir terpukau, “Wow, ternyata para pemerannya dewa-dewi dari Mitologi Yunani! Ada Zeus, Ares, Aphrodite... dan juga bintang-bintang tamu dari Mitologi Mesir: Osiris, Seth, Anubis dan Mitologi Persia: Ahoura Mazda dan Ahriman! Para selebriti kelas bintang sejuta!”

Namun, rupanya plot drama yang mereka mainkan sama dengan fase penciptaan dunia sampai Zeus naik takhta dalam Mitologi Yunani, dan hanya nama-nama saja yang diganti. Akting para dewa itu jadi canggung seperti anak-anak SD, dan baru bisa lepas alami setelah nama-nama tokoh diganti versi mitologi aslinya. Satu hal lagi yang menarik dan menggelikan adalah mereka semua bertingkah laku lebay, berlebihan, tidak semata-mata angkuh penuh kuasa sebagai dewa-dewi yang hidup abadi. Mungkin sebaiknya Apollo mengganti judul lakon itu dengan “Dagelan Terhebat Yang Pernah Ada”...

Nah, cerita ini juga bisa dijadikan sekedar perkenalan awal bagi para non-penggemar fantasi ke dunia mitologi dan cerita dewa-dewi, dan bagi yang ingin kenal lebih lanjut dengan Zeus, Osiris, Mazda dan kawan-kawan silakan menyimak tentang mitologi di www.wikipedia.org/mythology, rubrik Mythopedia di http://fireheart-vadis.blogspot.com atau buku-buku cerita, menyimak lanjutan Drama Terhebat Yang Pernah Ada ini. Mau?

“Sekali-kali enak juga menertawakan para dewa lebay itu, ya,” kata Sang Musafir pada Ra, Dewa Matahari dari Mesir yang duduk di sebelahnya yang wajah burung elangnya langsung ditekuk seribu.


15. Acara Dansa Ballroom:
Rhytma – Bonmedo Tambunan


Setelah acara drama selesai, kursi-kursi bergeser secara ajaib dan balairung Kastil Fantasi yang megah itu berubah fungsi menjadi ballroom – aula dansa. Musik klasik ala fantasi mengalun merdu, dan para tamu serta panitia turun berdansa.

Sang Musafir merasa beruntung mendapat pasangan dansa yang cantik, seorang Ratu dari Negeri Rhytma bernama Joanna. Sayangnya, saat berdansa Joanna malah terus ingin memimpin, bukan mengikuti arahan gerak Sang Musafir. Berkali-kali kaki keduanya saling menginjak, dan akhirnya Joanna meninggalkan lantai dansa sambil mencak-mencak sendiri.

Sang Musafir tampak bingung, “Bukankah laki-laki yang selalu harus mengarahkan gerakan dansa, dan wanita mengikutinya? Kami semua selalu berlatih seperti itu.”

“Ya, benar,” ujar Ketua Panitia, Bonmedo Tambunan yang juga menjadi pengarah dalam acara dansa ini. “Simaklah cerita bagaimana cara Joanna menjadi Ratu di Rhytma. Singkatnya, kalau di Rhytma ada wanita yang tak suka pria berkuasa, sebentar lagi kau akan lihat di Sylvania tentang laki-laki yang tak suka wanita berkuasa.”

“Dengan segala konflik dan akibatnya,” sambung Sang Musafir, diikuti anggukan mantap Bonmedo.

Oke, setelah semua kegiatan tadi, Sang Musafir kembali ke meja prasmanan, siapa tahu masih ada jatah K.O....


16. Taman Kastil Fantasi:
Labirin - Aphrodite


Sambil melepas lelah, Sang Musafir berjalan-jalan ke taman di halaman depan Kastil Fantasi. Lucunya, taman itu berupa dinding-dinding semak yang tinggi. Rasa ingin tahu Sang Musafir tergelitik. “Ini pasti sebuah labirin,” pikirnya. Tanpa pikir panjang kakinya melangkah masuk.

Rupanya ini bukan labirin biasa. Beberapa menit di dalam, selain tersesat, Sang Musafir mendengar suara-suara bergemuruh di belakangnya. Ia menengok ke arah suara, ternyata tanah amblas dari kejauhan dan serpihan-serpihan hitam langit malam berjatuhan.

“Apa-apaan ini?” Sang Musafir lari terbirit-birit. Belok kanan, kiri, kanan dan rupanya bertemu... jalan buntu. Lebih gawat lagi, retakan tanah dan serpihan langit terus runtuh makin dekat ke arahnya. Tak bisa menghindar, riwayat Sang Musafir akan tamat dan resensi Fantasy Fiestanya takkan pernah terbit.

“Tapi tunggu! Bukankah aku juga Sang Pencipta Dunia-Dunia? Aku mengatur segala kejadian di Everna, mengapa di sini tidak? Baik, kucoba saja.” Sang Musafir merangkap Pencipta membatin, dan tiba-tiba retakan langit-bumi terhenti. Dinding labirin menghilang, berganti sebuah taman bunga yang lapang.

Di bangku taman itu duduk seorang wanita yang sedang mengetik di laptopnya. Sang Musafir lantas menghampiri wanita itu seraya bertanya, “Maaf, ini Mbak Aphrodite?”

“Ya,” ujar Aphrodite sambil terus memandangi laptop dengan terbelalak. “Dan saya buka nyang tadi ikut main ‘Drama Terhebat Yang Pernah Ada’. Ngomong-ngomong, kamukah yang membuyarkan labirin ilusi dan menambahkan kata-kata baru di naskah saya ini?”

“Kurasa begitu. Ya,” Sang Musafir mengangguk. “Sebagai sesama pencipta dunia, itu sah-sah saja, toh?”

“Yap, betul. Tapi Si Beltharin di cerita ‘Labirin’ itu bukan pencipta dunia. Dia bisa lolos dari dunianya dan menemui saya, tapi eh, tiba-tiba dia membekap saya sampai sesak napas! Yah, terpaksa saya pura-pura ‘mati’, keluar dari lapisan kedua dunia imajinasi dan meruntuhkan dunia itu di depan Beltharin! Biar tahu rasa dia!”

Rupanya ini salah satu contoh ketika dunia khayalan dan dunia “nyata” berbenturan. Sang Musafir mengacungkan dua jempolnya untuk permainan dunia dua lapis dimensi yang canggih ini.


17. Kembang Api (Fireworks):
Nama Terlarang Di Angkasa – Calvin M. Sidjaja


Sambil berbincang-bincang dengan Aphrodite di bangku taman, Sang Musafir melepas ketegangannya dengan menegadah ke langit. Kembang api warna-warni berpancaran di langit malam, menambah semaraknya Fantasy Fiesta 2010 ini.

Mendadak, pancaran kembang api membentuk kombinasi huruf yang dikenalnya. Sang Musafir membacanya lalu terperanjat. Sontak ia bangkit dari kursi sambil berseru, “Maaf, Aphrodite! Apa Mbak lihat tulisan di langit tadi?”
“Oh, sori,” jawab Aphrodite. “Saya sedang sibuk mengetik di laptop jadi tidak melihatnya.”

Musafir pamit lalu bergegas pergi. Tak lama, ia menemukan orang yang dicarinya yaitu Calvin Michel Sidjaja, Anggota Panitia penanggungjawab pesta kembang api dan langsung menanyakan tentang kata itu.

“Eh, kamu membaca tulisan itu? Gawat! Itu Nama Terlarang Di Angkasa! Sebentar lagi Penguasa Angkasa akan mencuri nama sejatimu, dan kamu akan jadi gila!” seru Calvin dengan wajah amat serius.

Sebaliknya, Sang Musafir mendengus, “Hah? Yang benar saja, apalah artinya sebuah nama? Kalaupun hilang, tak masalah. Aku bisa pakai nama lain yang lebih keren.”

“Kamu tak mengerti, Musafir. Nama sejati itu semacam kata sandi dalam otakmu yang menjembatani khayalan dan dunia nyata. Kalau lupa, kau akan terperangkap dalam dunia mimpi tanpa bisa keluar.”

“Oke, kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?”

“Simak ceritanya di FF2010, tiru cara Silvanus mempertahankan namanya, dan kau akan baik-baik saja,” ujar Calvin. “Baik, kuikuti saranmu itu. Makasih, ya,” ujar Sang Musafir dengan wajah sedikit lega. Hasil akhirnya bisa dilihat di paragraf selanjutnya.


18. Makanan Penutup (Dessert):
Speak of the Devil: Perangkap – F.A. Purawan


Kembali di meja makan, telah tersaji hidangan penutup berupa agar-agar, puding dan buah-buahan segar. Tapi anehnya, bentuknya ada yang seperti belalai, dan pudingnya tampak merah seperti warna darah manusia.

Sang Musafir lalu menghampiri sang chef, F.A. Purawan dan protes bahwa makanan itu hanya cocok untuk vampir. Sebaliknya Om Pur, panggilan akrab Anggota Panitia ini hanya tertawa lalu menepuk pundak sang tamu, “Hanya bentuknya saja yang aneh. Rasanya biasa, kok. Yang luar biasa, puding itu melambangkan darah manusia yang digunakan untuk menjebak siluman, iblis atau daemon, dan belalai itu digunakan si iblis untuk menjebak manusia.”

“Wow, masa’ bisa?”

“Bisa saja, menurut ceritanya: ‘Speak of the Devil: Perangkap’ itu. Yang lebih menarik adalah cerita ini melibatkan adu intrik, kecerdikan dan balas dendam, saling menjebak antara Sci-Fi lawan supranatural. Jadi, simaklah ceritanya dan nikmatilah ‘umpan’-mu itu.”

Sang Musafir memakan puding-puding lezat itu dengan agak hati-hati, takut dijebak Iblis Rakhsasha.



19. Peragaan Busana (Fashion Show):
Hari Terakhir – Erwin Adriansyah


Sebagai pertunjukkan terakhir dalam rangkaian acara Fantasy Fiesta 2010 ini, digelarlah Fashion Show para insan dan makhluk yang biasa ditemui dalam cerita-cerita fantasi. Naga-naga beserta penunggangnya berzirah berkilap dan gagah. Burung-burung api sebangsa phoenix tampil pula, memamerkan gaun-gaun berapi rancangan Erwin “Forever Wicked” Adriansyah.

Lalu, muncullah para peragawati-peragawan berkostum penyihir, tentara dan Ratu ala Medieval – High Fantasy dengan ornamen-ornamen dan detail-detail yang mewah dan... wah. Sebagai finale adalah Sang Dewa, berkostum maha “wah” sambil memamerkan kekuatan maha dahsyat yang “meledakkan” para peragawan lain begitu saja.

“Oh? Mereka semua... mati?” Sang Musafir bertanya pada Erwin.

“Dalam cerita di anthologi FF2010, ya. Tapi kalau anda ingin menganggapnya Fashion Show belaka, ya, ini hanya efek-efek panggung saja,” ujar Sang Perancang ini dengan santai.

Sang Musafir berseloroh, “Ah, andai Sang Dewa tak punya kekuatan Tinju Bintang Utara...”


20. Tanda Mata (Suvenir):
Matahari Sylvania – R.D. Villam


Usai Fashion Show, rangkaian acara Fantasy Fiestapun mendekati akhir. Sang Tuan Rumah Kastil Fantasi merangkap satu dari tiga Ketua Panitia, R.D. Villam membagi-bagikan tanda mata dari acara kali ini: sebuah kalung berliontin berbentuk matahari yang disebut Matahari Sylvania.

“Kalung Matahari Sylvania ini,” kata beliau, “Mampu menghindarkan pemakainya dari kutukan Dewa.”

WOW. Tapi tunggu... Dewa mana? Dewa di Sylvania-kah?

Villam segera menanggapi dengan menceritakan prahara di Kerajaan Sylvania, dengan latar belakang perang saudara dan seorang pria yang tak suka wanita berkuasa. Kekacauan tak terhindarkan, dan Tyrion, sang panglima dan pahlawan Sylvania harus berjuang mati-matian hingga menanggung kutukan demi melindungi anak-istrinya, para pewaris sejati kerajaan ini.

Parahnya, para Dewa dan Dewipun turun tangan, juga kekuatan dahsyat dari neraka, hingga pertempuran dahsyatpun tak terhindarkan. Matahari Sylvanialah yang turut membantu melindungi sang pewaris sejati hingga akhir, membentuk masa depan sebuah kerajaan.

Sang Musafir memandangi benda bersejarah itu, “Terima kasih, kalung ini pasti akan jadi kenang-kenangan yang berkesan.”

Pesta fantasi terus berlangsung lagi dari awal tanpa henti, namun Sang Musafir telah mencicipi semuanya. Walau berstatus tamu kali ini, beliau pulang dengan angan terpuaskan dan memori serta hikmah yang berharga.

Sedikit catatan, bagi mereka yang bukan dan belum menjadi penggemar genre fantasi, anthologi Fantasy Fiesta 2010 ini layak menjadi batu pijakan untuk memulai perjalanan.

Sekilas pengalaman di dunia angan – dari yang terselubung di dunia nyata, mudah dikenali dalam kehidupan sehari-hari sampai dunia antah-berantah dan galaksi-galaksi terjauh bisa menyegarkan pikiran sejenak. Bisa juga dimanfaatkan untuk melatih imajinasi, kreativitas dan pemikiran “out of the box” yang niscaya bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Jadi, tunggu apa lagi? Hadirilah undangan ini dan biarlah anganmu berpesta di Fantasy Fiesta 2010.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Fantasy Fiesta 2010, kunjungi:
http://adhika-pustaka.com/

Latar belakang penyelengaraan serta cerita-cerita dari ke-74 peserta Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010 dan 2009 bisa disimak dalam:
http://kastilfantasi.wordpress.com

Pedang dan Kapak - Entri Andry Chang untuk Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010
Lihat di sini

Kembali ke Bagian 1

Sang Musafir di Fantasy Fiesta 2010 - Bagian 1



Fantasy Fiesta 2010
Laporan Pandangan Mata Sang Musafir

Sebuah Resensi dan Parodi
oleh Andry Chang



Syahdan, saat Sang Musafir sedang asyik berlompatan ke beberapa dunia lain dan kembali mampir di dunia ciptaannya sendiri, sebuah undangan datang padanya. Rupanya itu undangan dari sobat-sobatnya sesama musafir: R.D. Villam, Bonmedo Tambunan dan Klaudiani untuk menghadiri Fantasy Fiesta 2010 di Kastil Fantasi. Waktu, kapan saja.

Pesta? Fantasi pula? Seperti biasa, rasa ingin tahu Sang Musafir tergugah. Secepatnya ia membeli “portal”-nya di toko buku, menyiapkan diri lalu masuk ke “portal” itu, mendarat dengan mulus – seperti biasa – di Kastil Fantasi, markas besar para musafir.

Seperti di gambar sampul FF2010, di balairung Kastil Fantasi Sang Musafir disambut oleh peri bergaun hijau yang berkata, “Silakan masuk tamu budiman, acara pesta akan segera dimulai.”

Selalu ada kursi kosong untuk tamu, sebanyak persediaan “portal”-nya di toko buku. Ruangan balairung kastil yang terang-benderang ini sangat ramai, riuh-rendah dan dipadati bermacam-macam makhluk gaib dan monster dari dunia-dunia fantasi – persis seperti di gambar sampulnya, hasil racikan Imaginary Friends yang mengundang selera. Kursi tamu rupanya berposisi paling depan dekat kursi Tuan Rumah, R.D. Villam bersama para ketua panitia, Bonmedo dan Klaudiani.



1. Kata Sambutan:
Bocah Serigala dan Isyarat-Isyarat Api – Jaladara


Saat Sang Musafir duduk di kursi tamu – bukan kursi panitia karena namanya tak terdaftar dalam daftar isi untuk tahun ini – meja panjang balairung masih tampak kosong. Jadikah pestanya? Atau ini hanya rapat para musafir seperti biasa?

Salah seorang Anggota Panitia, Jaladara tampil, memperkenalkan diri sebagai Cakar Serigala Membelah Bulan. Ia mengenakan pakaian ala Indian Amerika dan didampingi oleh seekor serigala.

Serigala itu menggeram-geram dan melolong – rupanya ia yang memberi kata sambutan dan Cakar Serigala Membelah Bulan menerjemahkannya, “Aku melihat isyarat-isyarat api. Roh Gunung akan main Fire Juggling sebagai atraksi awal.”

Semula Sang Musafir tak percaya, mengira Cakar Serigala Membelah Bulan tak ubahnya anak yang berteriak “serigala” tapi bohong. Tapi segera kata-katanya dibuktikan dengan munculnya gunung berapi yang beratraksi Fire Juggling. Anak yang teriak serigala mungkin bohong, tapi Bocah Serigala yang teriak api belum tentu bohong, jadi jangan langsung menghakimi tapi tunggu dan lihat saja. Kalaupun dia bohong, kau bisa memukuli bokongnya kapan saja sebagai pelajaran.

“Fantasi adalah rekayasa imajinasi yang sebaiknya dinikmati saja, tak perlu dipertanyakan kemasukakalan ilmiahnya yang malah bisa menghambarkan kelezatannya,” kata Cakar Serigala Membelah Bulan menutup pidato pembukaannya, diiringi tepuk tangan para hadirin termasuk Sang Musafir sendiri.



2. Appetizer – Makanan Pembuka:
Hujan – Ivon Natasa


Tiba-tiba hujan turun di dalam balairung itu.

“He?” Sang Musafir melongo. “Apa saya disuruh minum dan mandi air hujan sebagai makanan pembukanya?”

Lalu disadarinya bahwa tubuhnya tak basah sedikitpun. Sesaat kemudian datanglah para pelayan: seorang pria muda, seekor naga kelabu berambut ala Kaka Slank, manusia lumba-lumba dan peri bergaun hijau (nymph) di pintu masuk tadi. Mereka membagikan kertas-kertas yang harus ditandatangani dan malah mengutip bayaran.

Ya sudah, untuk menghormati penanggung jawab appetizer, Ivon Natasa, Sang Musafir menyerahkan pisau lipat yang tiba-tiba muncul di tangannya sebagai bayaran. Setelah itu barulah makanan pembuka datang – suguhan misterius berupa “kesempatan kedua bagi yang harapannya terenggut”. Wow, lezaaat!




3. Main Course – Hidangan Utama:
Candu Aksara – Dewi Putri Kirana


Setelah para tamu puas mencicipi hidangan pembuka, para pelayan berdatangan lagi. Kali ini mereka membawa nampan-nampan perak yang tertutup. Nampan diletakkan, dan saat dibuka Sang Musafir terperangah tak percaya.

Menu utamanya adalah: buku. Bertumpuk-tumpuk buku dan media cetak lainnya. Ada majalah, koran, tabloid, komik sampai novel dan ensiklopedia. Mana bisa dimakan ini semua?

Wajah para tamu tampak kebingungan, jadi sang koki, Dewi Putri Kirana, pemenang pertama Fantasy Fiesta 2010 bangkit dari tempat duduk panitia dan menjelaskan,
“Mungkin ini kelihatan aneh, tapi cobalah saja. Teksturnya jauh lebih lembut daripada roti, lebih gurih dari gorengan, lebih nikmat dari makanan apapun di muka bumi.”

“Benarkah?” Dengan ragu-ragu dan agak takut-takut Sang Musafir melirik ke arah nampan. Ada novel karyanya sendiri di sana. Diraihnya novel itu dan coba digigit ujungnya sedikit.

“Gila! Tak kusangka dunia ciptaanku sendiri ternyata selezat ini!” Lalu dilahapnya buku itu sampai tandas tak bersisa.

Sesaat teringat olehnya satu ungkapan yang mungkin menjadi ide dasar cerpen ini, “Kalau ingin pelajaran di buku cepat diserap dan nempel terus di otakmu, godog saja bukunya lalu kau makan.” Sang Musafir tersentak, benaknya mendapat pemahaman lebih jauh tentang pemikiran “out of the box” di luar pakem-pakem cerita fantasi yang sudah dianggap klise oleh banyak orang.

Ia juga mendapat sebuah hikmah, yaitu, “Perilaku aneh seseorang sebaiknya tak langsung dicap negatif oleh masyarakat, apalagi bila ternyata perilaku itu menghasilkan sesuatu yang positif – novel terlezat di dunia, misalnya.”

Tetap saja, Sang Musafir tak makan terlalu banyak buku di tumpukan itu. “Takut ketagihan Candu Aksara,” katanya. Selamat, Dewi Putri!

PERINGATAN! JANGAN COBA-COBA MAKAN BUKU DI DUNIA NYATA!



4. Pertunjukkan Pertama:
Boxinite – R. Mailindra


Sambil menyantap buku-buku lezat, tampillah pertunjukkan pertama: sebuah atraksi pertandingan tinju yang tak biasa, melainkan tinju masa depan yang disebut Boxinite. Yang tampil adalah seorang manusia, Kokrai Hietkamtron dari Thailand melawan Gring-X, alien dari Planet X-31.

Sang wasit, Anggota Panitia bernama R. Mailindra merangkap ring announcer berseru ala Michael Buffer, “Let’s get ready to rumble!!”

Pertandingan berjalan seru, penuh aksi dan permainan taktik antara kelincahan melawan tangan yang lebih banyak. Sang Musafir selain menikmati atraksi itu juga tak sengaja mendengar dan melihat aksi para slackboy merawat petinju di pinggir ring. Ia berdecak, rupanya Boxinite tak hanya sekedar adu pukul di ring tapi juga permainan akal penuh kelicikan yang mempertaruhkan uang dan harga diri.

Rupanya inilah cara Mailindra menjabarkan kejadian yang cukup masuk akal –
dengan atau tanpa unsur-unsur Sci-Fi futuristik sekalipun – saat uang, ego dan harga diri memukul K.O. nurani – membuat Sang Musafir merenung sejenak...




5. Mingle:
Aku Hidup Seribu Tahun – L.M.R. “Kuro” Pradana


Di sela-sela jamuan dan pertunjukkan, Sang Musafir berbincang-bincang dengan Svein, seorang “manusia” yang telah hidup seribu tahun lebih dan tengah mencari seseorang yang mampu membangkitkan kembali – atau menorehkan – kenangannya yang terindah, namun yang didapatnya hanyalah ulangan permainan nasib yang kejam.

“Lebih baik lima puluh tahun hidup terberkati daripada seribu tahun hidup terkutuk.” Dan satu lagi, “Sekuat apapun suatu makhluk, belum tentu ia bisa menang dari permainan nasib.” Itulah kata-kata Svein saat menutup kisahnya dalam buku FF2010 ini.

“Wow, terima kasih, Svein atas hikmah yang berharga ini,” ujar Sang Musafir sambil tersenyum.


6. Second Course – Hidangan Kedua:
Api – Klaudiani


Salah seorang Ketua Panitia, Klaudiani memanggil dan menghadirkan sang chef sendiri untuk menyajikan hidangan kedua ini: Rangda, Sang Ratu Kegelapan dari Bali.

Para pelayan, yang kali ini berpakaian hitam ala M.I.B. menyajikan bistik-bistik mentah di piring-piring yang melayang dan mendarat mulus di hadapan para tamu dengan kemampuan telekinesis (pelayang benda tanpa disentuh) dan chronokinetic (penghenti waktu). Mereka juga menyesuaikan bistik dengan selera para tamu dengan psikometri (pembaca pikiran), lalu membisikkannya pada Rangda.

Sang koki duduk diam tanpa bicara, dan tiba-tiba bistik-bistik terbakar dengan sendirinya. Ternyata Rangda punya kemampuan pyrokinesis (pengendali api) yang digunakan dan disesuaikan dengan informasi selera para tamu dari para pengguna psikometri – dan suasana pesta jadi ikut “berapi-api” seperti kisah “Api” yang dituturkan dalam antologi Fantasy Fiesta 2010. Kalau Rangda adalah biang masalah, siapakah si “pemicu api” itu? Silakan menebaknya dalam cerita ini.

Mau yang well done, medium rare atau rare?


7. Stand Minuman:
Apollyon – Fachrul R.U.N.


Suguhan bistik ala flambé tadi membuat haus, dan di meja samping berjajar minuman-minuman berwarna-warni. Sang Musafir mencoba satu yang berwarna pelangi yang rasanya seperti Pina Colada, lalu bertanya pada makhluk aneh yang bentuknya seperti bayangan hitam, penjaga counter, “Minuman apa ini, pak?”

“Oh, itu namanya obat K.O., gunanya untuk mencegah halusinasi atau mimpi-mimpi aneh,” kata makhluk itu.

“Oh, ya? K.O., bukan ‘knock out’, bukan X.O., kan? Mengapa saya sekarang ini seperti berhalusinasi dan melihat banyak pemandangan aneh? Kamu, contohnya?!” Sang Musafir protes. “Apa obat ini tak manjur?”

Makhluk hitam itu membesar tubuhnya, mungkin tersinggung, “Itu karena kau tak sedang bermimpi, Musafir. Aku dan semuanya ini nyata dalam imajinasimu saat membaca Fantasy Fiesta 2010.”

Lalu matanya tiba-tiba membesar, bersinar bagai hipnotis, “Satu hal lagi. Camkan ini. Apollyon membutuhkanmu. Panggillah semua orang ke Fantasy Fiesta. Apollyon membutuhkan semua orang.”

Sang Musafir terpana sesaat, lalu kesadarannya kembali lagi. Ia pergi dari counter minuman sambil mengingat-ngingat agar reportasenya nanti tentang pesta ajaib ini tak berbau sugesti.




8. Kudapan – Hors d’Oeuvres:
Kota Para Penjarah – Luz Balthasaar


Sambil menonton Boxinite, Sang Musafir bergerak ke meja prasmanan di samping balairung untuk mengambil sekedar kudapan. Anehnya, kue-kue di atas nampan-nampan bersusun itu nampak seperti prajurit-prajurit boneka lengkap dengan zirah dan senjatanya.

“Oh, anda tertarik dengan cemilan itu?” Sang Musafir berbalik dan melihat wajah wanita yang dikenalnya, sang chef, Luz Balthasaar. “Asal tahu saja, resepnya berasal dari Amur, Kota Para Penjarah.”

“Satu kota penuh penjarah?”

“Mungkin bukan secara harafiah. Kota itu dijarah dari manusia oleh kaum siluman manusia-harimau salju, dan kue-kue ini jadi semacam makanan nasional di sana untuk memperingati keberhasilan manusia-harimau salju mempertahankan Kota Amur dari serangan besar-besaran.”

“Mengapa bentuknya seperti tentara?”

“Karena dalam wujud harimau, mereka makan manusia. Para prajurit penyerang adalah manusia, jadi, kau tahu, lah...”

Sang Musafir merinding.



9. Galeri – Lukisan di Dinding Kastil:
Sang Pelukis – Fredrik Nael


Tenang saja, itu tadi kue-kue yang wajar: Tiramisu, Black Forest dan Cassata. Setelah lidah digoyang, saatnya memanjakan mata. Di dinding Kastil Fantasi tergantung sebuah lukisan baru yang sangat aneh.Hanya ada sesosok orang berjubah hitam di lukisan itu yang memegang kertas dan kuas hitam, tak ada yang lain, kosong seputih kanvas.

Sang Pelukis, Fredrik Nael yang sengaja berdiri di samping lukisan itu melihat wajah kebingungan Sang Musafir dan berkomentar, “Itu adalah lukisan yang amat spesial. Lukisan terkuat yang pernah ada, yang konon pernah memicu akhir sebuah dunia, tinggal saya sendiri yang tersisa.”

“Wow, dahsyat!” Sang Musafir berdecak. “Tapi bagaimana kau bisa hidup setelah duniamu musnah?”

“Oh, sama sepertimu, aku kembali ke dunia nyata. Lalu aku ikut lomba cerpen Fantasy Fiesta 2010 dan masuk jadi panitia di sini.”

Sang Musafir mengangguk-angguk, salam kompak dengan Sang Pelukis lalu cepat-cepat pergi, tak mau berharap yang bukan-bukan takut Sang Pelukis menjadikannya kenyataan mutlak.

Hati-hatilah pada harapanmu. Apa yang baik bagimu belum tentu baik bagi dunia.




10. Bazaar di Halaman Kastil
Anak Lelaki dan Si Pengubah Wujud – Magdalena M. Amanda


Sang Musafir berjalan-jalan sejenak sekitar Kastil Fantasi, mengamati lapak-lapak bazaar dan permainan di sekitarnya. Salah satunya adalah sebuah wigwam (tenda Indian), yang diduganya adalah tenda peramal. Tiga orang duduk di dalamnya: Seorang anak lelaki kecil, seorang pria dewasa dan seorang wanita muda.

Sang Musafir masuk dan mulai berbincang-bincang dengan ketiganya, sampai si anak lelaki bernama Mattao bertanya, “Kalau kau dipaksa bekerjasama dengan orang yang membunuh ayahmu, lalu kau punya kesempatan balas dendam, apa yang akan kaulakukan?”

“Tergantung orang macam apa partnerku itu. Kalau ternyata ia mencoba mencelakaiku juga, mungkin aku akan membela diri sambil balas dendam,” jawab Sang Musafir.

Untuk mencocokkan jawaban Musafir, Geddaro si pria dewasa berubah wujud menjadi manusia berkepala dan berkaki rusa sambil menceritakan kisahnya.

“Balas dendam takkan menyelesaikan masalah. Rusa tak membalas dendam pada serigala yang membunuh keluarganya. Kadangkala pengampunan bisa menjadi kunci menuju ke arah yang lebih baik,” ujar Magdalena, si wanita sambil menutup kisah petualangan itu, menyisakan kesan pencerahan dalam benak Sang Musafir.



Bersambung ke Bagian 2

14 December 2010

Xar & Vichattan Fan Sketch: Dalrin vs Gerome!


Xar and Vichattan Fan Sketch 1 by ~vadis on deviantART

A fan sketch made for the fantasy fiction novel
"Xar & Vichattan" by Bonmedo Tambunan
(Published in Indonesian Language)

Featuring:
Left: Gerome
Right: Dalrin
Background: Amor the Guardian Swan

More about Xar & Vichattan: The Heirs of Light Cycle in
www.adhikapustaka.com

Also serves as a novel cover suggestion.
Art by: Andry Chang (~vadis)

06 December 2010

Fantasy Fiesta 2010: Antologi Cerita Fantasi Terbaik - Preview


Buku kumpulan cerita fantasi Fantasy Fiesta 2010: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2010 akhirnya hari Minggu, 5 Desember 2010 diperkenalkan kepada publik pada acara Festival Pembaca Indonesia di GOR Soemantri, Pasar Festival, Jakarta Selatan.

Selain lega karena sebentar lagi bisa mengantarkan bukunya masuk ke toko-toko buku, saya pun senang karena bisa bertemu muka dengan para penulis yang ikut menjadi kontributor di buku tersebut, dan juga berkenalan dengan para penulis dan pembaca dari berbagai komunitas seperti Goodreads Indonesia, Kemudian.com dan lain-lain. Seru dan menyenangkan.

Fantasy Fiesta 2010 diterbitkan oleh penerbit Adhika Pustaka (yang juga menerbitkan novel saya, Akkadia: Gerbang Sungai Tigris) terdiri atas 20 cerita pendek fantasi dengan beragam tema, yang ditulis oleh 20 penulis. Penerbitan buku ini merupakan lanjutan dari kegiatan lomba menulis cerpen fantasi Fantasy Fiesta yang diadakan pada tahun 2009 dan 2010. Lebih jauh tentang lomba Fantasy Fiesta dapat dilihat di blog Kastil Fantasi.

20 cerpen itu terdiri atas: 15 cerpen terbaik dari lomba tahun 2010, 2 cerpen pemenang lomba tahun 2009, ditambah 3 cerpen dari juri (saya sendiri a.k.a R.D. Villam, Klaudiani a.k.a. Dian K dan Bonmedo Tambunan). Menariknya, cerpen-cerpen hasil lomba tersebut ada yang sudah mengalami revisi sehingga menawarkan sesuatu yang lebih unik. Daftarnya adalah sebagai berikut:

  • Candu Aksara karya Dewi Putri Kirana
  • Apollyon karya Fachrul R.U.N.
  • Sang Pelukis karya Fredrik Nael
  • Aku Hidup Seribu Tahun karya L.M.R. Pradana
  • Anak Lelaki dan Si Pengubah Wujud karya Magdalena M. Amanda
  • Bocah Serigala dan Isyarat-Isyarat Api karya Jaladara
  • Boxinite karya R. Mailindra
  • Dewa Laut Istana Camar karya 145
  • Drama Terhebat Yang Pernah Ada karya Tyas Palar
  • Hujan karya Ivon Natasa
  • Kota Para Penjarah karya Luz Balthasaar
  • Labirin karya Aphrodite
  • Moka si Mobil Jelaga karya Yuniar K.
  • Nama Terlarang di Angkasa karya Calvin Michel Sidjaja
  • Speak of the Devil: Perangkap karya F.A. Purawan
  • Kerinduan Buku karya Elbintang
  • Hari Terakhir karya Erwin Adriansyah
  • Rhytma karya Bonmedo Tambunan
  • Api karya Klaudiani
  • Matahari Sylvania karya R.D. Villam

Buku ini dijual dengan harga Rp. 55.000,- dengan cover dan gambar dalam yang cantik karya teman-teman dari Imaginary Friends Studio, dan menurut rencana sudah mulai bisa didapatkan di toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung pada akhir minggu ini atau paling lambat minggu depan (di Jakarta), serta diharapkan sudah bisa terdistribusi sampai ke luar Pulau Jawa pada akhir bulan Desember 2010.

Teman-teman, nantikan kehadirannya yak, dan ambil dari rak toko buku pada saatnya tiba nanti. Hehe.... Mari kita berpesta fantasi bersama-sama. :-)

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia